Cultural landscape kawasan Sleman berupa geografis yang subur dan terletak di lereng gunung Merapi menyediakan berbagai keindahan panorama alam yang layak untuk dijelajahi sebagai wisata alam. Sebanyak 35 obyek wisata yang terdaftar di visitingjogja.com mayoritas merupakan wisata alami seperti candi, desa wisata, kawasan Kaliurang, dan sebagainya. Berdasarkan data resmi yang dipublikasi dari visitingjogja.com, sektor pariwisata di Sleman memberikan kontribusi besar bagi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sleman sebesar Rp 218.475.244.777,- dengan jumlah kunjungan wisatawan domestik sebanyak 7.606.312 orang dan 291.776 wisatawan mancanegara sepanjang tahun 2018.
Akan tetapi pandemi Covid-19 yang mulai mewabah di
Jogja pada tahun 2020 cukup menghantam pariwisata di Jogja termasuk Sleman dan
saat ini masih menghantui sempat menghentikan operasional hampir seluruh
kawasan wisata termasuk fasilitas pendukung seperti hotel, biro perjalanan
wisata, UMKM penyedia souvenir, rumah makan dan restoran, dan sebagainya. Dilansir dari media Kedaulatan Rakyat pada 12
April 2020, kerugian yang dialami sektor pariwisata DIY akibat dampak Covid-19
diperkirakan mencapai Rp 67,04 miliar, yang mencakup 1.207 unit usaha pada 15
jenis usaha pariwisata. Sektor destinasi wisata alam/budaya mengalami kerugian
sebesar Rp 18,37 miliar, hotel dan MICE sebesar Rp 11,22 miliar, destinasi
wisata buatan Rp 7,31 miliar, tour and
travel sebesar Rp 5,48 miliar, dan
desa wisata sebesar Rp 4,27 miliar. Dapat dilihat bahwa Covid-19 berdampak
sangat buruk terhadap sektor pariwisata.
Dinas Pariwisata
Kabupaten Sleman telah membatalkan berbagai event
yang telah direncanakan pada tahun sebelumnya dan mengalokasikannya dalam mendukung
Gugus Tugas Covid-19 di Sleman sebesar 85 % untuk pembelian handsanitizer,
westafel, APD, dan masker yang dibagikan ke 62 titik di seluruh wilayah Sleman.
Era new normal yang mulai digaungkan memberikan
harapan kawasan wisata di Sleman untuk berbenah mengikuti protokol yang aman
dalam berwisata. Badan Promosi Pariwisata Sleman (BPPS) bersama dengan Dinas
Pariwisata Sleman mengupayakan untuk kembali membuka kawasan wisata secara
terbatas, artinya membatasi jumlah pengunjung untuk menerapkan physical distancing, menyediakan tempat
cuci tangan serta sabun atau handsanitizer
di berbagai titik kawasan, dan mewajibkan penggunaan masker. Kawasan wisata
yang resmi diujicobakan adalah kawasan terbuka seperti desa wisata dan candi. Hal
ini juga sesuai dengan himbauan pemerintah pusat untuk menerapkan kawasan
wisata secara terbatas di kawasan terbuka.
Kabupaten Sleman telah mengujicobakan 2 kawasan
candi, Tebing Breksi, dan satu desa wisata dari 50 desa wisata yang ada di
Sleman. Desa wisata pertama yang diujicobakan adalah Blue Lagoon yang terletak
di Area Sawah, Widomartani, Ngemplak, Sleman. Dalam acara “Dialog Interaktif
Peserta Press Tour-Blogger di Desa Wisata Blue Lagoon Dalam Rangka Ujicoba New
Normal” pada 23 Agustus 2020 yang dihadiri Kepala Dinas Pariwisata, Dra.
Sudarningsih M.Si.; Ketua BPPS 2016-2020, Guntur Eka Prasetya, SH., MKn, M.Par, Bapak Suhadi sebagai ketua pengelola
Blue Lagoon, Dra. Esti Susilarti, M.Par selaku anggota BPPS, dan salah satu
perwakilan dari Blogger menjelaskan bahwa new normal perlu disiplin
dilaksanakan terutama oleh pihak penyedia wisata dan pengunjung untuk tetap
aman berwisata dan menekan kasus Covid-19. Dalam rangka ujicoba tersebut, Dinas
Pariwisata akan menindak tegas jika protokol kesehatan dalam new normal tidak
dijalankan, termasuk menutup kawasan wisata. Acara ini juga dimeriahkan dengan
beberapa pertunjukan budaya seperti Tari Gambyong, Tari Bondan, dan Gedruk
Buto.
Blue Lagoon merupakan destinasi wisata yang diusung
dalam konsep desa wisata ini resmi dibuka pada tahun 22 Maret 2015 dan
diresmikan oleh Bupati Sleman. Tempat ini dikenal dengan tiga sumber mata air
yang dapat digunakan sebagai pemandian. Awalnya tempat ini dinamakan Tirta
Budi, namun airnya yang khas berwarna biru maka tempat ini lebih popular dengan
nama Blue Lagoon. Untuk dapat mencapai lokasi, pengunjung dapat melewati jalur
utama Jalan Kaliurang hingga km 13. Di pertigaan lampu merah Besi, ambil belok
ke kanan sekitar 2,5 km (terdapat plang yang mengarah ke Blue Lagoon). Lokasi wisata
ini tepatnya berada di dalam kampung. Blue Lagoon beroperasi mulai pukul
06.00-17.00 WIB.
Untuk dapat menikmati wisata, pengunjung cukup
mengeluarkan tiket masuk sebesar Rp 5.000,-. selain itu dikenakan parkir untuk
mobil sebesar Rp 3.000,- dan motor sebesar Rp 2.000,-. Fasilitas lainnya adalah
kuliner, gazebo, mushola, penitipan barang, toilet yang bersih, dan homestay di sekitar kawasan yang
memanfaatkan rumah penduduk. Di Blue Lagoon ini, para pengunjung dapat
menikmati berbagai wisata, sekedar menikmati pemandangan alam yang indah dan
asri, menyusuri kawasan Blue Lagoon yang tertata rapi, bahkan pengunjung dapat
berenang di sumber air yang merupakan destinasi utama. Pada musim kemarau,
sumber air tetap mengalir meskipun airnya tidak semelimpah saat musim
penghujan.
Sebagai kawasan yang menerapkan new normal, Blue
Lagoon telah menerapkan protokol kesehatan seperti penyediaan tempat cuci
tangan dan sabun di beberapa titik terutama pintu masuk, mencuci tangan dengan
sabun dan pemeriksaan suhu dengan thermo gun, mewajibkan setiap pengunjung
menggunakan masker, dan pembatasan pengunjung.