Kamis, 05 Oktober 2023

FRUGAL LIVING

 Akhir-akhir ini kita sering mendengar istilah "frugal living" kan? Penasaran dong apa itu frugal living. Dikutip dari CNN, frugal living merupakan gaya hidup yang sadar pengeluaran dan fokus pada saving (menabung, investasi, dan sebagainya). Hidup dengan konsep frugal living cenderung mengalokasikan dana yang dimiliki untuk kepentingan yang produktif, minimal tidak membeli barang-barang konsumtif atau yang memiliki nilai ekonomi yang semakin menurun.  

Mengapa frugal living itu penting diterapkan?

Beberapa alasan untuk menerapkan frugal living saat ini adalah:

  1. Merawat barang akan membutuhkan energi, waktu, dan dana yang tidak sedikit. Semakin banyak barang maka semakin besar energi, waktu, dan dana yang dibutuhkan. 
  2. Untuk keadaan darurat, barang-barang yang dibeli sulit untuk diuangkan dan cenderung menurun nilainya dibanding jika berupa tabungan atau aset.
  3. Dalam kondisi bencana atau harus meninggalkan rumah, barang-barang akan sulit dibawa serta. Ini artinya harus siap kehilangan materi atau harta yang tertinggal dalam rumah.
Frugal living juga membantu seseorang untuk lebih fokus pada gaya hidup yang sehat. Mengapa? Karena pikiran dibatasi pada kebutuhan, bukan keinginan. Selain itu juga pengeluaran juga dapat dikontrol sehingga finansial lebih tertata. 

Untuk dapat menerapkan frugal living memang harus mengesampingkan gaya hidup yang hedon dan gengsi. Beberapa tips yang bisa dilakukan untuk melatih gaya hidup frugal living antara lain:

  1. Memahami antara kebutuhan dan keinginan
  2. Merencanakan pos-pos penyimpanan keuangan seperti operasional, tabungan pendidikan anak, dana darurat, deposito, dana pensiun, dan sebagainya sehingga pengaturan dana bisa terarah.
  3. Harus bisa memilah dan memilih barang yang bisa dibeli second atau barang baru. Untuk barang-barang seperti meja, kursi, mobil, dapat 
  4. Memanfaatkan promo saat berbelanja
  5. Mengatur kebutuhan dalam sebulan dan memastikan bahwa pengeluaran lebih kecil daripada pemasukan.      
Dengan keamanan finansial maka secara psikis juga akan lebih stabil. Tingkat kecemasan akan ketidakmampuan finansial dapat ditekan melalui gaya hidup frugal living. Yuk dicoba 😊

Rabu, 04 Oktober 2023

PEOPLE PLEASER

Pernah mendengar istilah "people pleaser"? Istilah ini muncul dan erat kaitannya dengan bidang psikologi. Secara umum, people pleaser diartikan sebagai orang-orang yang selalu ingin menyenangkan orang lain dan berusaha memenuhi ekspektasi orang-orang di sekitarnya, bahkan sampai mengabaikan kepentingan diri sendiri. Ini tentu berdampak buruk dalam kehidupan seseorang karena tidak bisa mengelola mana prioritas dan hal penting yang seharusnya didahulukan. 

Orang-orang yang memiliki sikap people pleaser ini rentan dimanfaatkan karena tidak bisa menolak keinginan dan permintaan orang lain. Hal ini karena people pleaser cenderung tidak enakan, memiliki rasa bersalah yang tinggi, terlalu memperhatikan pendapat orang lain, rasa takut dan cemas jika tidak bisa menyenangkan orang lain, tidak independen, dan sebagainya. Dengan kata lain people pleaser tidak bisa berkata "tidak" atas keinginan orang lain. Hal ini membuat orang-orang people pleaser cenderung diremehkan, dan hanya menjadi alternatif. 

Dilansir dari merdeka.com, people pleaser memiliki beberapa ciri antara lain sulit mengatakan "tidak", terlalu memikirkan pendapat orang lain, merasa bersalah jika tidak bisa memenuhi keinginan orang lain, rendah diri, berusaha memenuhi kebutuhan orang lain dan mengabaikan diri sendiri, selalu meminta maaf, memiliki perasaan khawatir dan cemas jika orang lain tidak menyukainya, serta selalu setuju dengan pendapat orang lain.

Kenapa seseorang memiliki perilaku people pleaser? Masih dilansir dari sumber yang sama, perilaku people pleaser dipicu oleh beberapa alasan, antara lain harga diri yang buruk, merasa insecure, dan memiliki pengalaman masa lalu yang buruk.

People pleaser cenderung bersikap baik kepada siapa saja, berusaha memenuhi keingan orang lain, dan terlihat seperti "angel" di mata orang lain. Di sisi lain, dampak buruk pun dirasakan people pleaser seperti stres dan cemas karena harus selalu memenuhi ekspektasi orang lain, merasa lelah karena orang lain selalu mengambil keuntungan dan memanfaatkan dirinya sementara jika meminta tolong belum tentu orang lain dapat memenuhinya, pribadi tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak bisa memprioritaskan diri sendiri (tidak banyak waktu mengurus kepentingan diri sendiri karena terlalu memperhatikan orang lain), juga hidup dalam kepura-puraan demi dapat dianggap baik orang lain.

Menjadi people pleaser melelahkan bukan? Jadi, bagaimana untuk menghindari menjadi people pleaser? Beberapa tips yang bisa dilakukan antara lain:

  1. Memahami bahwa menjadi baik memang wajib, tapi SELALU memenuhi harapan orang lain adalah hal yang tidak mungkin karena setiap orang memiliki kepentingan berbeda. Masih ingat cerita seorang ayah, anak, dan seekor keledai bukan? 
  2. Prioritaskan waktu untuk diri sendiri dan keluarga inti. Mengapa? Karena ketika kita jatuh, maka diri sendiri dan keluarga intilah yang bisa diandalkan. Masih ingat konsep "safety first" kan? Kita tidak akan menjadi kuat dan membantu orang lain sebelum kita sendiri yang kokoh.
  3. Diri sendiri harus punya tujuan dan goal yang jelas bagaimana menjalani hidup. Karena apa? Semakin bertambah usia, kita akan menyadari bahwa orang yang membutuhkan kita adalah anak dan generasi kita. Mereka yang berhak mendapat perhatian prioritas kita. Jika kita mampu mengkonsep tujuan dan goal hidup dengan jelas, maka hidup akan lebih terarah, waktu akan semakin efektif dan efisien, dan psikis dapat lebih sehat.
Itu dia sekelumit mengenai people pleaser. Sangat boleh dan wajib berbuat baik untuk orang lain, tapi ingat kapasitas dan prioritas diri, ya. Agar bisa menjalani hidup dengan sehat secara fisik dan psikis. 




Selasa, 31 Januari 2023

HUMBLE

Apa yang ada di benakmu ketika mendengar kata humble? Istilah ini kukenal dari seorang sahabat tahun 2014 lalu. Satu kata yang maknanya ternyata jleb. Humble, atau diartikan sebagai rendah hati menjadi bagian dari pilihan hidup. Mengapa? Karena meskipun memiliki banyak keunggulan/kelebihan baik prestasi maupun materi, namun memilih untuk tetap tidak berbangga diri. Ibarat pepatah ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk. Ia menyadari bahwa semua hanyalah titipan, bagaimanapun suatu saat akan diambil Sang Pemilik, Alloh swt.

Rendah hati ini sangat berbeda dengan rendah diri. Rendah hati lebih menekankan pada sikap yang stay cool, kalem, santai meskipun punya segudang prestasi atau support system yang sangat kompleks. Mereka cenderung menganggap biasa apa yang dimiliki dan tidak merasa dirinya superstar atau lebih dari yang lain.

Orang yang humble juga mampu menempatkan dirinya di lingkungan sekitar. Artinya ia tidak memiliki "ke-aku-an" yang besar, tapi bagaimana apa yang dimilikinya juga mampu memberikan kontribusi untuk orang lain. Ia memegang teguh di mana bumi berpijak di situ langit dijunjung. Di manapun ia akan mawas diri, tidak over react, dan memiliki sense untuk memahami sekitar sebelum bertindak.

Dirangkum dari podcast-nya Irfan Agia, humble dalam istilah psikologi diartikan sebagai "The Art of Humility", di mana orang-orang humble memiliki beberapa karakter.

1. Low focus on themself, artinya jika pada suatu kondisi/keadaan, saat diskusi, saat menghadapi suatu hal seorang yang humble tidak akan memusatkan pada diri sendiri. Ia berusaha untuk memberikan atensi atau fokus (spotlight) pada orang lain terutama di sekitarnya.

2. Memiliki sense of accuratness, di mana orang yang humble secara akurat tidak over atau underestimate accomplishment seseorang atau dirinya sendiri. Jadi seseorang yang humble memahami award-nya seberapa besar, bisa acknowledge tidak hanya dari penghargaan atau advantages (kelebihan) dimiliki, namun juga disadvantages (ketidaksempurnaan), kesalahan, keterbatasan, atau apapun yang bersifat gap. 

Miskonsep bagi sebagian orang adalah bahwa humble atau humility-nya bagus itu bukanlah suatu kekuatan, akan tetapi merupakan suatu weakness, rendahnya self esteem, ketidakberdayaan, merendah, nrimo, atau tidak percaya diri. Justru sebenarnya humble menunjukkan bahwa seseorang itu paham seberapa bagus kualitas kita dan segala batasannya. Orang yang humble akan paham batasan antara recognition dan braging. 

Apa yang membuat seseorang memilih humble? Orang-orang yang humble lebih mudah untuk membangun jaringan dan koneksi dengan frekuensi yang sama, yaitu orang-orang yang humble juga. Humility (humble) dapat membantu extending dan emphaty ke orang lain, sesuai dengan karakternya yaitu low focus of themself di mana mereka mau memberikan perhatian pada orang lain. "Me" mentality tidak akan dimiliki orang humble karena mereka lebih mengacu pada orang lain, mau menerima opini-opini orang lain. 

Hal itu karena orang humble menyadari bahwa mereka punya batasan-batasan dan masih harus banyak  belajar dari siapapun. Ini membuat karakter humble itu menyenangkan sehingga networking cenderung kuat karena membuat nyaman orang-orang di sekitarnya. 

Dari sisi internal, orang humble memiliki self awareness yang tinggi, mereka memahami diri sendiri, sering berdiskusi dengan diri sendiri sehingga orang yang humble bisa mengukur secara akurat mengenai perspektif mereka tentang diri mereka sendiri. Tidak perlu membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain karena menyadari setiap orang punya kelebihan dan kekurangan. 

Untuk bisa humble, bisa sering-sering mengobrol dengan diri sendiri, banyak membaca buku, banyak melakukan kegiatan yang disuka dan mengeksplore diri sendiri, juga bisa men-challenge diri sendiri untuk upgrade skill, sehingga bisa mengenali diri sendiri baik kelebihan maupun kekurangan. Selain itu belajar untuk mengapresiasi orang lain sehingga tidak melulu fokus pada diri sendiri. Ini menjadikan diri lebih humble bahwa orang lain pun punya banyak kelebihan yang mungkin tidak kita miliki.