Senin, 18 Desember 2017

THE LOST TIME

Pernahkah terpikir bahwa 24 jam dari kehidupan kita adalah hal yang sangat berharga? Disana banyak hal yang bisa dilakukan, tentang manfaat dan mudharat.

Ya, tentang waktu.
Bahkan waktu bisa menjadi senjata yang mematikan untuk kita ketika tidak bisa memanfaatkan. Berapa banyak waktu yang terbuang hanya dengan duduk melamun, atau menghabiskan waktu berkumpul dan tertawa tanpa melakukan hal positif?
Berapa banyak waktu yang disia-siakan hanya untuk bermain-main? Mempermainkan waktu sama saja mempermainkan hidup.
Padahal waktu adalah kenikmatan yang luar biasa, tetapi tidak banyak yang bisa memahami bahwa waktu adalah hal yang sangat berharga.

“Ada dua kenikmatan yang banyak dilupakan oleh manusia, yaitu nikmat sehat dan waktu luang”. (Muttafaqun ‘alaih)

Pernahkah terbayang bagaimana jika kita tidak lagi memiliki waktu luang? Maka satu kenikmatan hilang. Tidak hanya hilang. Ketidakmampuan memanfaatkan waktu maka akan menjadi bumerang. Waktu adalah investasi dunia akhirat. Siapa yang bisa memanfaatkan waktu maka dia dapat "menabung" banyak hal yang bermanfaat, juga sebaliknya.

“Waktu adalah nafas yang tidak mungkin akan kembali.”

Syaikh ‘Abdul Malik Al Qosim berkata, “Waktu yang sedikit adalah harta berharga bagi seorang muslim di dunia ini. Waktu adalah nafas yang terbatas dan hari-hari yang dapat terhitung. Jika waktu yang sedikit itu yang hanya sesaat atau beberapa jam bisa berbuah kebaikan, maka ia sangat beruntung. Sebaliknya jika waktu disia-siakan dan dilalaikan, maka sungguh ia benar-benar merugi. Dan namanya waktu yang berlalu tidak mungkin kembali selamanya.” (Lihat risalah “Al Waqtu Anfas Laa Ta’ud”, hal. 3) (Sumber : https://rumaysho.com/2782-waktu-laksana-pedang-2.html)

Maka hilangnya kemampuan memanfaatkan waktu ibarat kehilangan nafas, mati.

“Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia.” (Imam Syafi'i)

Sampai kapan kita hidup? Diukur dengan waktu
Seberapa banyak amal yang kita miliki? Juga diukur dengan waktu

Yogyakarta, 18 Desember 2017

- Perenungan menuju berkurangnya waktu hidup -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar