Sabtu, 07 April 2018

MEMBANGUN JEJAK KEPENULISAN

Forum Lingkar Pena bukanlah nama yang asing sejak masaku di bangku SMA, tahun 2000 waktu itu. Mengenal dan membaca berbagai bukunya, bahkan mulai dari sanalah hijrahku dimulai dengan berhijab. Banyak cerita yang bisa diambil hikmah yang memberikan wacana lebih luas tentang agama, tanpa menggurui, tanpa menghakimi, namun cukup mampu mengambil hati.

Membaca memang menjadi rutinitas sejak SD, bahkan tidak terlewat satu hari pun tanpa membaca. Hingga SMA, membaca karya sastra, novel, cerpen, dan sebagainya masih rutin dilakukan. Pada masa SMA pun mulai menulis dan sempat masuk dalam majalah sekolah. Akan tetapi, keinginan menjadi penulis masih belum begitu kuat karena kesibukan belajar. Aktivitas yang rutin adalah membaca.

Masa kuliah yang masuk tahun 2003 masih sempat membaca beberapa buku cerita, akan tetapi mulai tenggelam dengan banyaknya materi kuliah yang harus dibaca. Masa membaca yang sempat hilang selama beberapa tahun, terlebih saat lulus dan mulai bekerja. Rasa-rasanya hanya membaca status yang sempat dilakukan, dan kembali pada rutinitas pekerjaan.

Saya mulai menemukan passion menulis pada tahun 2016, mulai mencoret-coret tentang cerita yang mungkin bisa dikembangkan menjadi sebuah bacaan. Alasannya adalah selama perjalanan hidup saya menemukan banyak cerita, menjadi tempat cerita teman, sahabat, maupun keluarga yang dapat menginspirasi. Bahkan pengalaman pribadi yang mungkin bisa menjadi ibrah untuk pembaca. Tahun 2017 mulai mengikuti berbagai event dan lomba kepenulisan. Sempat malu memang karena saingan adalah usia muda. Akan tetapi, malu adalah penghambat cita-cita, jadi jalan saja. Tahun 2017 pun sempat ingin menjadi anggota Forum Lingkar Pena wilayah Yogyakarta, namun mengetahui informasinya pada saat tahapan wawancara.

Tahun 2018 ini Allah mengijinkan untuk saya mencoba bergabung menjadi anggota FLP Yogyakarta. Informasi open recruitmen yang cukup awal saya terima membuat saya 'memburu' kesempatan itu. Banyak hal menarik yang membuat saya sangat kuat ingin bergabung menjadi penulis. Selain kesempatan menulis yang disana banyak penulis hebat yang saya kenal, nilai tulisannya juga tidak sekedar hiburan, namun juga nilai dakwah dan hikmah. Hal inilah yang membuat saya merasa bahwa saya dengan FLP sefrekuensi.

Informasi awal yang saya terima pun menjadi langkah saya untuk segera memenuhi syarat berjuang ke arah sana. Saya tidak perlu menunggu pengumpulan berkas sesuai jadwal. Mba Rias, narahubung sangat kooperatif untuk menerima berkas saya lebih awal, formulir, esai, dan cerpen.

Seleksi pertama lolos dan diikuti wawancara. Seleksi ini bukanlah penentu diterima sebagai anggota FLP. Kami yang lolos seleksi pertama diharuskan mengikuti Reading and Writing Class selama 4 kali pertemuan selama 1 bulan  setiap hari ahad, mulai pukul 08.00 - 12.00 WIB. Masa ini adalah masa yang menurut saya langkah awal menjadi seorang penulis yang baik. Tugas dan materi mulai diterima dan dipraktikkan selama masa Reading and Writing Class. Masa inilah yang menentukan lolosnya seleksi tahap 2 yang merupakan diterima atau tidaknya sebagai anggota FLP.

Lolos! Sebanyak 62 peserta dari 165 pendaftar termasuk saya lolos seleksi 2. Ini adalah langkah awal menjadi penulis Forum Lingkar Pena. Diawali dengan kegiatan PDKT dan Empatik yang diselenggarakan pada 31 Maret - 1 April 2018, materi kepenulisan tidak lepas dari kegiatan kami. Bahkan praktik selalu harus dilakukan selepas menerima materi.

Materi pertama, tanggal 31 Maret 2018 di IEC UNY, oleh Irsyad (@abenanza). Materi dengan judul Suspense merupakan materi bagaimana membuat suatu cerita seperti novel, cerpen dan sebagainya semakin menarik untuk dibaca, bukan cerita membosankan. Berbagai unsur dijelaskan didalamnya termasuk bagaimana membangun karakter tokoh, emosi tokoh, pengulangan rasa yang diterima indera, dan sebagainya. Seperti yang sudah-sudah, teori tanpa praktik hanya akan menjadi basi. Maka praktik menulis dengan menyusun berbagai unsur suspense sebagai clue, kemudian bertukar dengan teman sebelah yang bertugas untuk menyusun cerita, Seru memang karena disana mulai berimajinasi sehingga tersusun cerita yang tidak membosankan.

Materi kedua dilanjutkan di SMP Nurul Islam oleh Mba Muji, mantan ketua FLP Yogyakarta 2015-2017. Materi ini menjelaskan mengenai trik menyusun suatu cerita menggunakan berbagai kata yang ada. Misalnya terdapat kata gelas, laptop, batu, dan roti. Kami mulai berimajinasi menyusun cerita berdasarkan kata-kata tersebut. Tidak hanya itu, kami dilatih untuk menulis dengan berbagai kondisi emosional baik saat sedih, kemudian berubah menjadi gembira. Ini penting untuk menjaga emosi dalam cerita.

Materi ketiga di hari yang sama diberikan oleh Mba Fitri. Kali ini mengenai menyusun cerita berdasarkan gambar yang ada. Berbagai gambar disediakan dan kami sebagai calon penulis bisa memilih gambar sebagai media imajinasi. Gambar pun tidak hanya satu, bisa dilanjutkan dan dihubungkan dengan gambar yang lain. Tersusun juga sebuah cerita yang unik dari masing-masing peserta.

Malam dilanjutkan dengan mengikuti "Istana Impian", sebuah doa bersama untuk mengungkapkan mimpi masing-masing dalam dunia literasi. Hening, hanya lilin sebagai cahaya yang menemani doa-doa kami. Satu sama lain saling mengaminkan untuk berjuang bersama di dunia literasi, dengan dakwah untuk memberikan kebermanfaatan sebagai jalan ridho-Nya. Selesai acara, kami istirahat untuk menyiapkan hari berikutnya.

Tahajud dan subuh berjamaah menjadi awal kami mengawali hari, dilanjutkan dzikir pagi dan tilawah bersama. Acara dilanjutkan dengan olahraga. Seperti biasa, pemanasan pun tidak hanya sekedar fisik, tapi pemanasan otak dan jari untuk mulai menulis. Meskipun berkelompok, penyusunan cerita terkait satu sama lain diantara anggota, sehingga harus banyak berimajinasi lagi :). Selesai pemanasan, kegiatan dilanjutkan dengan sarapan dan kemudian Kajian Islam. Dilanjutkan pula dengan pementasan sebagai praktik dari literasi seperti pembacaan puisi, drama, dan sebagainya.

Acara terakhir adalah materi tentang sasaran kepenulisan, mulai dari media yang digunakan yang saat ini peluang tinggi melalui internet (blog, web, sosial media dan sebagainya), etika dalam menulis, tujuan dan motivasi menulis, kejujuran dalam menulis, dan sasaran tulisan yang akan penulis pilih. Dalam FLP, tulisan tidak hanya unsur hiburan dari cerita-cerita, namun disana ada dakwah, energi positif, dan hal lain yang membangun.

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa Forum Lingkar Pena berkaitan dengan 3 Pilar yaitu, Kepenulisan, Keislaman, dan Keorganisasian dimana ketiganya saling berkaitan. Maka acara terakhir adalah mengenai organisasi FLP khususnya wilayah Yogyakarta. Forum Lingkar Pena menjadi sebuah wadah bagi para penulis yang tidak hanya sekedar menulis, namun menulis dengan rasa tanggung jawab dan satu sama lain menjadi sebuah keluarga, keluarga Forum Lingkar Pena.

Resmi pada tanggal 1 April 2018 acara PDKT dan Empatik selesai, namun menulis menjadi sebuah tugas baru yang rutin harus dilakukan oleh seorang penulis FLP. Pun sepulangnya dari acara ini, masih ada 2 PR yang harus dikerjakan oleh kami, anggota FLP Yogyakarta angkatan 2018 :D. Berikutnya, menulis menjadi sebuah rutinitas dan menjadi langkah untuk mempublikasikan karya-karya kami.


Nyata Berkarya!!!


Yogyakarta, 07 April 2017.


http://flpyogya.org/







Tidak ada komentar:

Posting Komentar