Senin, 02 April 2018

MEMBANGUN KARAKTER BANGSA MELALUI TULISAN

Sebuah esai tentang "Aku, FLP, dan Dakwah Kepenulisan"

Masyarakat Indonesia saat ini berada pada zona kehidupan yang nyaman, termasuk di Yogyakarta. Zona nyaman sebenarnya bukanlah sebuah ukuran kesejahteraan yang mutlak karena justru dengan zona nyaman maka mawas diri menurun, lengah, tingkat belajar berkurang sehingga tidak bisa berkembang menjadi lebih baik, malas bergerak menghadapi tantangan dan sebagainya. Pola kehidupan seperti ini akan menurunkan karakter seseorang dalam berjuang. Bahkan saat ini masyarakat terutama generasi muda terjebak dalam kehidupan hedonisme, mengagungkan seseorang atau kehidupannya sehingga konsep dirinya hilang, serta terbiasa dalam kehidupan yang tercukupi.
Media dan teknologi yang saat ini semakin pesat ikut andil dalam pembentukan kehidupan masyarakat yang hedonisme. Mereka mengenal dan tertarik dengan tokoh yang diidolakan, bahkan dengan fanatisme yang tinggi, apapun dan bagaimanapun kehidupan seseorang yang diidolakan mampu mempengaruhi kehidupan seseorang yang mendewakannya. Berbagai media seperti televisi, media sosial (facebook, twitter, instagram) maupun youtube mampu menghubungkan antara orang yang ditokohkan dan orang yang menokohkan. Hal ini dapat membentuk pola pikir dan mempengaruhi karakter dari orang yang menokohkan untuk mengikuti orang yang diidolakan tersebut.
Saat ini masyarakat juga banyak dihebohkan dengan film-film baru yang sedang tayang. Film remaja dengan khayalan dan kehidupan mewah yang mulai banyak menjadi tontonan dari berbagai kalangan baik orang tua, dewasa, bahkan remaja. Film yang banyak diangkat dari buku-buku, novel, dan karya sastra lainnya mampu menyita perhatian para masyarakat. Sayangnya, tidak semua film dan karya sastra tersebut mendidik. Orang tua yang seharusnya mengedukasi tidak mampu membendung euforia para generasinya dalam melihat tayangan yang terkadang belum sesuai usianya. Film dengan adegan intim, kekerasan, dan sebagainya yang bersifat destruktif banyak beredar di bioskop. Hal ini berasal dari karya sastra yang berupa tulisan.
Dapat dilihat bahwa tulisan memiliki peran penting dalam membangun mindset dan karakter masyarakat. Kenapa saat ini masyarakat berada pada hedonisme? Karena banyak tulisan yang diangkat melalui layar bioskop maupun layar televisi yang dilihat namun berkisah tentang hedonisme. Kenapa saat ini banyak remaja yang saling berkelompok (gengster) dan saling membully? Karena banyak tayangan yang menjadi kiblat para generasi muda. Kenapa kehidupan dulu dan sekarang dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah bisa berbeda? Karena masyarakat dulu dikenalkan dengan perjuangan, bukan dengan khayalan yang seperti saat ini banyak terjadi.
Menulis tidak hanya sekedar memberi hiburan kepada pembaca. Tulisan-tulisan seharusnya mengandung banyak hal positif yang disampaikan oleh penulis seperti pemikiran, ide, gagasan, pengalaman yang dapat ditransfer kepada pembaca. Hal ini dapat digunakan untuk mengkonstruksi karakter positif generasi saat ini. Misalnya tulisan yang tidak hanya berkisah tentang dua orang remaja yang saling jatuh cinta. Tulisan dapat diperluas dengan bercerita tentang pengalaman hidup seseorang, tentang perjuangan hidup seseorang yang bisa menjadi contoh, tentang bagaimana menghadapi masalah dengan positif. Saat ini kita memerlukan tulisan yang menggugah semangat untuk berjuang, bukan terlena dalam kenikmatan duniawi.
Para penulis seharusnya mampu mendidik generasi muda melalui tulisan. Tulisan dengan pesan moral, filosofi kehidupan, dan jauh dari masalah yang didramatisir seperti tayangan drama dan sinetron yang saat ini banyak ditayangkan yang justru menghancurkan konsep diri masyarakat. Para penulis sebenarnya mampu menyampaikan banyak hal yang ada di sekitar lingkungan kita, bahkan pengalaman pribadi untuk belajar tentang kehidupan. Bukan hanya tentang materi, namun menyebarkan kebaikan melalui tulisan.
Dengan adanya oprec FLP wilayah Yogyakarta, ini menandakan adanya hal positif untuk membangun para generasi penulis, belajar bagaimana tulisan memberikan nilai positif bagi pembaca, dan bukan tentang khayalan duniawi yang merusak semata. Belajar menjadi hal penting bagi penulis untuk terus mengembangkan diri dalam mencapai tulisan yang berkualitas. Tulisan yang diarahkan untuk membangun karakter dan pemikiran positif serta sarana dakwah. Dengan adanya FLP wilayah Yogyakarta ini maka juga bisa menyatukan penulis dari berbagai latar belakang, ini artinya akan lebih banyak pengalaman dan kemampuan menulias yang bisa saling dipelajari antara satu penulis dengan penulis lainnya.
Tulisan menjadi sarana dakwah dalam menyampaikan pesan moral ketika penulis sebagai komunikator tidak mampu menyampaikan secara langsung kepada pembaca sebagai komunikan. Tulisan yang mampu merubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik adalah tulisan yang bagus. Hal ini berarti dakwah melalui tulisan berhasil. Tulisan yang tidak menggurui namun menjabarkan dengan bahasa yang santun dapat mengkonstruksi pemikiran menjadi lebih positif, melihat segala permasalahan dari sudut pandang positif dan berfokus pada problem solving.
Dengan semakin banyaknya penulis yang tergabung dalam FLP terutama di Yogyakarta maka semakin banyak potensi yang dimiliki untuk menyediakan bacaan yang positif bagi generasi muda. Semakin banyak penulis yang aktif di FLP maka akan semakin banyak dakwah yang bisa dilakukan melalui tulisan dengan menjangkau seluruh masyarakat dimanapun. Kepedulian para penulis diharapkan dapat memberikan andil dalam memperbaiki karakter generasi muda yang saat ini seperti hilang arah.

http://flpyogya.org

9 komentar:

  1. Tulisan yg menginspirasi, terus berjuang untuk generasi yang makin tangguh

    BalasHapus
  2. Menginspirasi... Semoga muncul tulisan2 lain yang mengibspirasi....

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus