Sumber daya alam
menjadi komponen yang sangat penting dalam kehidupan makhluk hidup, terutama
manusia karena sumber daya alam merupakan segala sesuatu dari alam yang dapat
dimanfaatkan demi kelangsungan hidup manusia yang bersumber dari lingkungan
sekitarnya seperti dari dalam tanah, permukaan tanah, udara, dan sebagainya.
Sumber daya alam
memiliki katerbatasan dalam mencukupi kebutuhan manusia karena berbagai faktor.
Peningkatan jumlah manusia mengalami perkembangan yang pesat. Cuaca ekstrim
juga menjadi mimpi buruk dalam keberlangsungan makhluk hidup di bumi. Tidak
meratanya sumber daya alam yang dapat dicapai manusia, juga peperangan dan
kondisi politik lainnya menyebabkan kelangkaan sumber daya alam yang
menyebabkan kelaparan bahkan hingga kematian. Seperti diketahui bahwa sumber
daya alam terdiri dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat
diperbaharui. Ketidakseimbangan antara ketersediaan sumber daya alam dengan
ledakan populasi penduduk di dunia menyebabkan kebutuhan akan sumber daya alam
tidak terpenuhi.
Hal tersebut dapat
menyebabkan kelangkaan untuk sebagian wilayah, namun melimpah di wilayah
lainnya. Kelangkaan sumber daya alam bukan hal yang baru di sebagian wilayah di
dunia. Kemarau berkepanjangan menjadi salah satu penyebabnya karena
keterbatasan air yang menghambat biotik seperti pohon dan tanaman untuk tumbuh.
Selain itu, kemampuan finansial seseorang menjadi penunjang dalam mendapatkan
sumber daya alam sehingga disimpulkan bahwa tidak meratanya kemampuan ekonomi/finansial
menjadi penghambat dalam pemerataan sumber daya alam.
Peperangan, konflik,
dan politik juga menjadi pemicu keterbatasan sumber daya alam. Sebagian wilayah
akibat peperangan rusak dan tidak dapat digunakan menjadi ladang pengembangan
sumber daya alam. Hal ini juga membatasi akses dalam distribusi sumber daya
alam ke wilayah konflik. Kebijakan politik juga menjadi hambatan dalam
penggunaan sumber daya alam.
Melihat dari berbagai
kasus tersebut, seharusnya manusia yang mempunyai peluang besar dalam
penggunaan sumber daya manusia lebih bijaksana mengelolanya. Sayangnya,
sebagian masyarakat masih menerapkan budaya gengsi dalam penggunaannya.
Misalnya jika memesan makanan di restoran, beberapa orang memesan tanpa
perhitungan sehingga banyak item yang tidak habis. Sisanya akan terbuang
menjadi sampah dan tidak digunakan. Padahal jika menilik berbagai kondisi yang
diuraikan di atas, kesulitan dalam konsumsi sumber daya alam menjadi
pembelajaran untuk mengkonsumsi sesuai kebutuhan, bukan berdasarkan kemampuan
menjangkaunya.
Penggunaan sumber daya
alam yang tidak bijak akan membuat konsumsi semakin meningkat, akan tetapi
sebagian besar justru terbuang. Hal ini mempercepat penipisan sumber daya alam
yang tersedia namun bukan karena dikonsumsi tapi terbuang sia-sia. Jika saja
manusia mengkonsumsi sesuai kebutuhan maka berkurangnya sumber daya alam yang
sia-sia akan dapat diminimalisir.
Untuk mengatasi kesia-siaan tersebut, banyak edukasi
yang bisa dilakukan misalnya melalui media sosial yang saat ini banyak menjangkau
masyarakat luas dari kelas menengah baik ke atas maupun menengah ke bawah. Edukasi
dapat dilakukan dengan memberikan gambaran bagaimana negara-negara di dunia
yang dilanda kemiskinan dan konflik sehingga tidak dapat makan. Hal ini
diharapkan dapat menyentuh sisi manusiawi masyarakat untuk tidak lagi
menyia-nyiakan sumber daya alam sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan seperti negara-negara lain yang dilanda kondisi keterbatasan sumber
daya alam tersebut, terutama makanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar