Jumat, 27 April 2018

REMINDER: JANGAN IRI, JANGAN DENGKI

Jalan hidup setiap makhluk sudah digariskan, semua sudah mendapat bagian masing-masing. Bahkan, bagian kehidupan seseorang adalah pelengkap bagi kehidupan yang lain. Dalam filosofi Jawa, "urip iku ming sak dermo nglakoni" (hidup itu sekedar menjalani), menjalani apa yang sudah digariskan oleh Yang Maha Kuasa.

Jika dalam perjalanan hidup kita masih melirik duniawi yang lain sambil mengeluh, berarti kita masih "demo" dengan pemberianNya, tidak bersyukur, tidak terima, yang akhirnya hidup dipenuhi banyak energi negatif seperti kufur nikmat, iri, dengki, dan bahkan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan bahkan bersaing secara duniawi dengan yang lain.

Padahal jika kita mau membuka hati, membuka diri untuk belajar kehidupan, ada banyak di luaran sana yang kurang beruntung. Hanya sekedar untuk makan saja sulit, hanya sekedar berlindung dari hujan dan panas saja tidak semuanya dapat, atau sekedar bernafas saja perlu perjuangan.

Jadi, apa yang mau kita irikan dan dengkikan dari orang lain? Bukankah Alloh sudah membaginya dengan begitu adil bagi setiap makhluknya? Lantas, apa yang bisa kita dapatkan jika hanya mengeluh dengan nikmat yang orang lain dapatkan? Kenapa tidak menghitung nikmat yang Alloh berikan untuk kita? Dengan begitu, Alloh lebih suka.

Bukankah dunia tidak lebih baik dari sehelai sayap nyamuk? Untuk apa Alloh memberikan dunia bagi seorang mukmin jika hanya menjadi fitnah? Untuk apa pula kita berlomba-lomba dalam keduniawian jika hanya memberikan mudhorot, bukan kebermanfaatan untuk dunia dan akhirat?

Ini adalah pengingat diri sendiri, ketika hati sedang gundah bagaimana menjalani hidup tanpa arah dan tujuan. Jangan sampai salah jalan pulang, kampung halaman kita adalah surga...

Iri boleh, tapi tentang apa dan kepada siapa dulu...

Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak diperbolehkan iri dan dengki, kecuali pada dua perkara. Pertama, seseorang yang diberi Alloh harta kekayaan lalu ia menghabiskan harta kekayaan itu pada jalan yang benar. Kedua, seseorang yang diberi ilmu lalu ia mengamalkannya dan mengajarkannya pada orang lain" (HR. Muslim).

Jadi sudah jelas bahwa iri dan dengki itu harus pada tempatnya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar